Pencerah Hati

NOISE: KEBISINGAN YANG MEMBINGUNGKAN - 09 Juni 2021 11:06

  • Rabu, 09 Juni 2021 11:06:53
  • Ahmad Imam Mawardi

NOISE: KEBISINGAN YANG MEMBINGUNGKAN

Bagi yang suka membaca buku dan bisa paham bahasa Inggris dengan baik, saya rekomendasikan untuk membaca buku berjudul NOISE karya Daniel Kahneman, sang nobelist itu. Menarik sekali isi dan analisanya. Beberapa kali saya mengangguk angguk menyetujui contoh dan analisanya yang detail. Makna bahasa NOISE adalah bising, kebisingan, keriuhan, keberisikan dan semaknanya. Tentu yang dimaksudkan adalah kebisingan yang mengganggu.

Apakah NOISE itu hanya berhubungan dengan suara? Buku ini lebih menekankan pada kebisingan pendapat atau suasana yang membingungkan manusia. Terlalu banyak pendapat yang berbeda-beda bisa jadi mengkayakan perspektif kita, pada satu sisi. Namun pada sisi yang lain itu juga bisa melahirkan kebingunan, kita harus memilih yang mana. Ini bisa masuk katagori NOISE yang membingungkan.

Kalau kita sakit, lalu datang ke tiga dokter yang memiliki opini berbeda, apakah kita tambah tenang apa tambah bingung? Ini juga adalah NOISE. Dokter pertama menyarankan mengurangi karbo, dokter kedua menyarankan mengurangi lemak, dokter ketiga menyarankan mengurangi protein. Pasien bingung lalu mau makan apa?

Kalau kita memiliki masalah hikum, lalu datang ke 3 orang ahli hukum yang juga memiliki pendapat berbeda, sangat mungkin kita semakin bingung. Ini juga disebut NOISE. Nah, kini dunia dimainkan oleh NOISE ini. Beragam pendapat berbeda mengemuka dan dibaca banyak orang. Semua mengemukakan dalil yang meyakinkan. Maka masyarakat pembaca menjadi semakin bingung.

Ada yang pro vaksin dan ada yang anti vaksin, sama-sama lantang bersuara dengan datanya masing-masing. Ini NOISE, masyarakat menjadi bingung. Pun dalam kasus dan contoh lainnya termasuk perkembangan politik kapitalis, komunis, dan lokal Indonesia.

Lalu bagaimana agar kita terbebas dari kebingungan akibat NOISE ini? Buku ini menyodorkan sebuah istilah bagus, "decision hygiene." Nah, butuh penjabaran panjang untuk paham ini. Singkatnya, buatkan keputusan yang paling sehat dan merdeka dari motif atau kepentingan tertentu. Kalau saya sederhanakan untuk para awam, mintalah pendapat atau keputusan dari orang yang alim, cerdas, tulus dan ikhlas karena Allah. InsyaAllah lebih murni, obyektif dan membahagiakan. Salam, AIM