KALIMAT YANG MELEGAKAN HATI DAN MENENTERAMKAN JIWA
Tidaklah jarang orang merasa bahwa apa yang terjadi pada dirinya adalah tak nyaman, tak enak dan sesuai harapan. Lalu, Allah diprotes dan dipersalahkan walau dengan kalimat yang paling halus, seperti: "Ya Allah, mengapa begini." Terus bersedih dan menangis serta menyampaikan kesedihannya kepada semua orang yang punya telinga.
Tak jarang pula ada orang yang mau menyaingi Allah dengan berkata: "Andai aku punya kuasa, pasti akan aku lakukan begini dan begitu," sambil merasa di hati kecilnya bahwa Allah tak cukup bijak memutuskan takdir. Lalu, orang semacam ini kemana-mana berceloteh menjadikan Allah sebagai tersangka dan menjadikan teman bicaranya sebagai hakim sementara dirinya sendiri sebagai korban sekaligus penuntut umum.
Akankah orang seperti di atas itu temukan bahagia? Akankah orang semacam itu akan mendapatkan kasih sayang dari Allah? Saya yakin bahwa semua pembaca akan sepakat dengan saya bahwa mereka akan semakin tenggelam dalam derita. Bagaimana mungkin orang yang menterdakwakan Allah akan merasa nyaman sementara dalam hatinya senantiasa memusuhi Allah, tak ada ridla akan ketentuanNya.
Ada kalimat melegakan hati dan menenteramkan jiwa dari para guru kehidupan jika diyakini dan dihayati: "Salah satu dari kelembutan kasih sayang Allah adalah ditakdirkannya sesuatu kepada kita yang terbaik bagi kita menurut ilmuNya, bukan menurut kemauan diri kita. Kita menginginkan sesuatu, Allah tahu ada yang lebih, maka Dia takdirkan yang terbaik walau kita tak suka. Subhanallah, begitu baiknya Allah."
Bacalah berulangkali kalimat itu, resapi dengan kelembutan hati, bukan dengan kekerasan ego. Tersenyumlah menjalani takdir dan ucapkan segala puji syukur untuk Allah. InsyaAllah, sedihpun berubah menjadi bahagia, tetesan air mata berubah menjadi mutiara. Salam, AIM.