Pencerah Hati

KEHARUAN ACARA WISUDA S3 - 08 April 2017 08:00

  • Sabtu, 08 April 2017 08:00:00
  • Ahmad Imam Mawardi

KEHARUAN ACARA WISUDA S3

Menghadiri wisuda sarjana memang mengharukan, terutama bagi mereka yang anaknya termasuk yang diwisuda. Tapi wisuda kali ini sungguh lebih mengharukan, yakni wisuda S3 (Santri Sampun Sepuh/ Santri Sudah Senior) dari Lembaga Kursis al-Qur'an yang rutin mengundang saya menyampaikan orasi ilmiah. Wisuda kali ini diadakan di Islamic Center Surabaya. Wisuda tertua berusia 72 tahun.

Mengapa mengharukan? Karena mereka hatinya tersentuh untuk mendekat kembali dengan al-Qur'an, telinganya senantiasa rindu mendengar kalam Allah, matanya senantiasa rindu huruf-huruf al-Qur'an, dan mulutnya tak bosan membaca dan melantunkan ayat-ayat Allah. Adakah yang lebih mengharukan dari pada fenomena dekatnya hati dengan Allah?

Menariknya, diantara wisudawan kali ada beberapa tuna netra yang juga ikut diwisuda. Orang buta yang ingin sekalu bisa membaca al-Qur'an. Lalu bagaimana dengan orang yang normal penglihatannya namun enggan membuka dan membaca al-Qur'an? Ah, maaf saya lupa kata banyak tetua: "Banyak yang memiliki mata, namun tak memiliki pandangan." Pandangan yang dimaksud adalah pandangan untuk masa depannya.

Banyak yang ingin saya sampaikan. Namun sebentar lagi tiba waktunya saya naik panggung. Ijinkan saya menutup tulisan ini dengan kisah seorang alim bernama Syekh Ibnu al-Qasim. Beliau seorang yang hafal al-Qur'an sedari kecil. Suatu malam beliau meminta isterinya mengambilkan al-Qur'an. Isterinya berkata kepada beliau mengapa masih membutuhkan al-Qur'an, padahal beliau sudah hafal. Beliau menjawab: "Istriku, aku merindukan huruf-huruf al-Qur'an melebihi rinduku pada selainnya." Ya Allah, meneteslah air mata membaca kisah ini dan membayangkan hinanya diri karena jauh dari al-Qur'an. Salam, AIM@Islamic Center