Kekompakan dan Keteguhan dalam Komitmen
Semua orang yang melihat gedung baru yang tak selesai-selesai itu heran mengapa tak kunjung selesai sempurna padahal kelihatannya para pekerjanya banyak sekali. Usut punya usut ternyata di antara para tukang bangunan yang bekerja di situ ada beberapa orang yang tukang menghambat dan merobohkan. Maka terkenallah kata bijak: "Jangan berharap bangunan akan cepat selesai, jika masih ada yang berbuat merobohkan."
Ada kalimat lain yang semakna, yakni: "Seribu pembangun bisa terganggu dan atau kalah pada seorang peroboh." Karena itulah maka dalam sebuah organisasi, perkumpulan atau institusi kesamaan visi dan misi menjadi sangat penting. Kehendak untuk berjalan di atas komitmen menjadi syarat utama. Tanpa itu, organisai, institusi atau perkumpulan apapun akan segera hancur dan tak bernama lagi.
Kompak adalah bahasa Indonesia yang sangat merakyat. Semua orang paham maknanya, namun tak semua orang mau kompak. Perusak kekompakan adalah nafsu dan kepentingan diri yang diletakkan di atas kesepakatan bersama. Dalam konteks seperti inilah maka muncul istilah "musuh dalam selimut" atau "duri dalam daging." Menyakitkan dan menyedihkan sekali.
Bagaimanakah ending cerita pada peroboh dan penyimpang dari atau perusak kekompakan? Sejarah menyajikan fakta bahwa mereka akan bernasip tak nyaman dalam kehidupan. Allah tetap selalu senang pada yang lurus dan kompak dalam kebaikan. Tak usahlah mencoba memerankan peran antagonis. Biasa-biasalah dalam bersikap. Luruslah menuju kedamaian surga dengan istiqamah dalam kebaikan. Salam? AIM, Pengasuh Pondok Pesantren Kota Alif Laam Miim Surabaya