Pencerah Hati

KISAH HIDUP TERINDAH (2) - 27 Mei 2021 04:58

  • Kamis, 27 Mei 2021 04:58:45
  • Ahmad Imam Mawardi

KISAH HIDUP TERINDAH (2)

Masih tentang kisah Nabi Yusuf. Tak pernah habis hikmah yang bisa kita urai dari setiap kalimat al-Qur'an yang menghikayahkannya. Ingatkah kita bahwa Nabi Yusuf bermimpi 11 bintang, matahari dan bulan bersujud pada dirinya. Mimpi yang unik dan menggembirakan. Unik karena tak semua orang bisa bermimpi seperti itu. Menggembirakan karena tafsirannya adalah tafsiran yang positif sekali.

Nabi Yusuf menceritakan mimpi ini kepada sang ayah. Sang ayah menyarankan agar mimpi itu tak diceritakannya kepada saudara-saudaranya. Mengapa? Rupanya, banyak manusia yang iri hatinya pada orang lain bukan hanya karena kelebihan nikmat materi yang tampak sahaja, kelebihan berupa mimpi indah juga bisa menjadi sebab iri hati. Banyak manusia yang matanya sempit, hatinya lebih sempit lahi, lebih sering menghitung milik orang lain ketimbang menikmati apa yang dimilikinya sendiri.

Masuk akal kata-kata para pujangga: "Jangan kisahkan keinginan atau cita-citamu pada semua manusia, karena kebanyakan manusia itu cenderung merusak rencana baik orang lain." Lebih dari itu, akan lebih baik jika kita tak usah banyak cerita tentang anugerah yang Allah berikan kepada kita. Tak semua orang senang dengan kesenangan kita dan bahagia dengan kebahagiaan kita. Pelajaran yang indah dari kisah Nabi Yusuf, bukan?

Pelajaran berikutnya adalah bahwa ada banyak manusia yang menampilkan dirinya apa adanya, melainkan bertopeng karena sebuah kepentingan terselubung. Ada banya manusia jahat yang tampil dengan gaya alim dan baik. Ada banyak manusia yang kotor hati namun mengemas kata-katanya sehalus dan seindah mungkin. Hati-hati dan waspadalah.

Tak ingatkah kita pada kisah Iblis yang menggoda Adam dan Hawa untuk memakan buah pohon terlarang? Dengan sopan dan halus ia berkata "Tak maukah jika aku tunjukkan kepadamu sebuah pohon keabadian?" Saudara-saudara Nabi Yusuf saat ijin kepada sang ayah untuk membawa Nabi Yusuf kecil berkata dan berjanji kepada ayahnya: "Kami akan selalu menasehatinya," "kami akan selalu menjaganya." Bagaimana faktanya? Nah, jangan mudah percaya pada janji-janji manis, karena faktanya banyak srigala berbulu domba. Salam, A. I. Mawardi