KISAH NYATA: TUKANG SATE NAIK HAJI PLUS
Di antara calon jamaah haji plus travel kami tahun ini adalah sepasang suami istri pedagang sate. Mungkin pembaca tulisan ini bertanya-tanya berapa keuntungan jual satenya perhari kok sampai bisa membayar biaya haji plus yang sekitar 400 jutaan untuk sepasang suami istri itu. Pertanyaan yang normal bagi mereka yang berpikir memakai logika kalkulator. Atau ada pertanyaan lain yakni bagaimana kisah ajaibnya kok bisa haji plus, siapa yang memberangkatkan? Pertanyaan seperti ini juga biasa bagi mereka yang suka menonton sinetron "Tukang Bubur Naik Haji."
Allah akhirnya membukakan rahasia sepasang tukang sate ini. Mereka berdua adalah orang baik yang tak pernah bosan berbuat baik. Merekapun adalah orang shalih yang tak pernah lalai ibadah. Di antara orang yang senantiasa dibantu tukang sate ini adalah seorang yang karirnya moncer sekali di Jawa Timur yang sering saya sebut dengan "Bapak kita."
Ternyata "bapak kita" inilah yang memberangkatkan mereka berdua ke tanah suci dengan program haji plus ini. Beliau berkata: "Saya senang pada ketulusan mereka berdua dan kasihan sekali keinginannya berhaji belum terlaksana. Saya ingin membantu membuat mereka bahagia." Ternyata benar kata para ulama bahwa kebaikan akan menjadi pengundang hadirnya kebaikan yang baru.
Sang pedagang sate itu telah memenuhi dua syarat bahagia: "baik dalam menyembah Allah dan baik dalam memperlakukan bahagia." Sementara "bapak kita" inipun memiliki dua syarat itu plus kepekaan sosial yang luar biasa. Selamat dan salute Bapak kita, Bapak Dr. Ir. H. Fattah Yasin, mantan kepala Bapeda Jatim yang sekarang menjadi Asisten Gubernur Jatim. Kebaikan pasti berbalaskan kebaikan. Salam, AIM@otw takziyah ke Gresik