Pencerah Hati

KUALITAS DIRI, KUALITAS HUBUNGAN DENGAN ORANG LAIN DAN KUALITAS HUBUNGAN DENGAN ALLAH - 26 Maret 2020 14:38

  • Kamis, 26 Maret 2020 14:38:15
  • Ahmad Imam Mawardi

KUALITAS DIRI, KUALITAS HUBUNGAN DENGAN ORANG LAIN DAN KUALITAS HUBUNGAN DENGAN ALLAH

Suatu hari, ada sebuah rumah sakit yang meminta saya mengisi acara training Customer Service Excellence. Training yang diikuti sejumlah perawat dan karyawan rumah sakit ini diadakan tentu sebelum isu virus Corona merebak. Materi bagian saya adalah tentang sukses dan bahagia.

Saya sampaikan pada acara itu data dari penelitian Stanford University bahwa uang yang kita peroleh itu hanya 12,5 % ditentukan oleh ilmu pengetahuan kita. Sementara 87,5 % sisanya ditentukan oleh pola hubungan kita dengan orang lain. Saya tidak perlu berkomentar banyak tentang temuan penelitian itu, karena sudah sangat jelas bahwa pola hubungan dengan orang lain itu menjadi sangat penting bukan hanya untuk mendapatkan uang melainkan juga untuk mendapatkan kebahagiaan dengan semua unsurnya.

Bagi yang sudah merasa cerdas, pandai, sarjana dengan banyak ijazah dan sertifikat namun belum sukses dan bahagia, mungkin sangat perlu merenung dan mengkalkulasi diri jangan-jangan pola hubungan kita dengan orang lain masih kurang bagus. Kapan-apan kita kaji apa saja tanda-tanda pola hubungan sosial yang bagus itu. Apakah bagusnya pola hubungan dengan atasan saja atau juga dengan bawahan atau juga dengan semuanya? Ini bisa menjadi mata kuliah berseri.

Paparan di atas adalah hasil penelitian ilmiah yang bisa dipertanggungjawabkan. Lalu bagaimanakah jika dilihat dalam perspektif agama? Dengan membaca ayat-ayat al-Qur'an, kita akan menemukan bahwa kualitas diri an kualitas hubungan dengan orang lain tu memang sangat penting. Namun ada satu pola hubungan yang sangat atau paling menentukan jalan hidup kita untuk sukses dan bahagia, yakni hubungan kita dengan Allah Swt.

Kesimulan saya ini bukan untuk menantang dan menentang temuan penelitian itu, melainkan sebagai pelengkap utama upaya pencarian tujuan hidup dari sudut pandang agama. Allah itu al-Dhaahir sekaligus al-Baathin. Asma Allah ini menjadi penyadar bagi kita bahwa usaha lahir harus dilengkapi usaha batin, hubungan dengan manusia harus juga dilengkapi dengan hubungan yang baik dengan Allah.

Kesuksesan dan kebahagiaan hakiki hanya dimiliki oleh mereka yang tidak hanya pandi serta rajin dan ulet dalam usaha lahir melainkan juga khusyu' dan istiqamah dalam ibadah bathin. Mungkin ada yang mencibir dan menyatakan bahwa ini adalah kata klasik yang sudah selayaknya menjadi fosil. Kepada mereka yang seperti ini saya bertanya: "Apakah agama dan Tuhan Anda baru lahir pada masa modern?" Salam sukses dan bahagia. AIM@Pondok Pesantren Kota Alif Laam Miim Surabaya