Pencerah Hati

LIBURAN, DULU DAN KINI - 03 Januari 2021 14:12

  • Minggu, 03 Januari 2021 14:12:21
  • Ahmad Imam Mawardi

LIBURAN, DULU DAN KINI

Mendengar kata liburan, teringatlah saya pada zaman masih sekolah SD dulu. Saat pak guru mengumumkan "besok libur, ada rapat," maka semua murid senang sekali. Yang terbayang adalah bahwa besok akan bebas bermain sepanjang hari, di pematang sawah atau di sungai atau di halaman tetangga. Liburan berarti bebas dari rutinitas. Sebagian murid, termasuk saya, menghabiskan liburan dengan istirahat.

Kalau liburannya agak panjang, biasanya kami diajak orang tua untuk kerja bakti memperbaiki apa yang bisa diperbaiki atau berkunjung ke sanak famili untuk silaturrahmi. Hiburan terindahnya adalah main layang-layang dan memancing ikan. Kami menikmati liburan kami.

Kini, liburan manusia abad 21 sepertinya jauh berubah. Rerata keluarga kini merencanaka liburannya dengan berdarmawisata, berkelana ke tempat yang dianggapnya lebih nyaman dan indah. Ada kesan seakan liburan adalah tidak sah tanpa jalan-jalan. Meski di zaman pandemi covid, jalanan penuh padat mobil-mobil untuk liburan. Pemerintah sudah menghimbau agar mengurangi ke luar kota saat liburan, namun ajaran liburan yang sudah teryanam dalam benak adalah harus berdarmawisata. Salahkah? Tidak juga. Setiap orang memiliki hak.

Saya tersenyum saat dua hari ini anak-anak saya "liburan" juga. Rupanya mereka ambil tafsir liburan jalan tengah. Anak-anak saya mencukupkan diri liburan ke masjid nasional al-Akbar yang jaraknya hanya 3 menit dari pondok. Tidak pakai lama, vukup sejumlah waktu keliling masjid untjk membeli pentol dan gorengan lainnya. Saya dan istri, sebagai tetua, menunggu oleh-oleh mereka dari jalan-jalan.

Para saudara dan sahabat ke mana saja liburannya? Semoga sehat bahagia selalu. Salam, AIM