Pencerah Hati

MAHASISWA SETENGAH GILA: DARI KELUARGA MISKIN MENUJU GELAR DOKTOR KEENAM - 18 Juli 2020 19:25

  • Sabtu, 18 Juli 2020 19:25:38
  • Ahmad Imam Mawardi

MAHASISWA SETENGAH GILA: DARI KELUARGA MISKIN MENUJU GELAR DOKTOR KEENAM

Mahasiswa yang satu ini unik dan luar biasa. Pembawaannya santun, wajahya selalu penuh senyum. Mungkin ini berkat kondisi keluarganya yang sedari awal bersahabat dengan sedih dan derita. Siapa sangka mahasiswa yang saya kisahkan ini layak menjadi inspirasi bagi banyak orang. Dia saat ini sedang menyelesaikan 2 program doktornya, untuk melengkapi 4 doktor yang sudah diperolehnya sebelumnya. Kisahnya panjang sekali saat saya bertanya apa sesungguhnya yang dia kejar.

Jarang yang tahu bahwa mahasiswa ini menempuh 6 studi doktor pada bidang yang berbeda-beda. Saya pun asalnya tidak tahu. Semalam mahasiswa iniberjanji ke rumah saya seusai Maghrib. Namun akhirnya minta maaf datang terlambat. Dia tiba di pondok saya jam 21.30 WIB. Alasan keterlambatannya adalah karena sedang menjalani ujian proposal disertasi S3 Hukum di sebuah PT akreditasi A. Dari situlah kisahnya saya telusuri. Dia maih ingin menambah S3 lainnya di bidang Psikologi. Unik, bukan?

Ternyata, mahasiswa ini adalah berasal dari sebuah kecamatan di kabupaten Sumenep, bertetangga dengan kecamatan asal saya. Orang tuanya adalah petani miskin namun semangatnya membesarkan anak-anaknya besar. Dengan mermodalkan hutang sana-sini, anaknya di pondokkan di sebuah pesantren. Mengapa pesantren? Alasan pertama, bagi orang Madura, barokah kiai adalah anugerah besar. Alasan kedua adalah karena pesantren itu murah meriah, bahkan bisa gatis.

Singkat cerita, anaknya yang saya kisahkan ini kuliah di Malang. Biaya dari hutang pada rentenir. Terpaksa, demi anak, katanya. Saat di semester akhir, orang tuanya sudahtak mampu lagi. Lalu meminta anaknya berhenti kuliah. Anaknya menolak dan ertekad membiayai kuliahnya sendiri. Sang Bapak berkata: "Kalau kamu tidak berhenti, sekalian jangan berhenti kuliah sampai saya mati." Anaknya ini akhirnya bekerja mengajar ngaji dan menjaga PS siabg dan malam. Kuliah S1 selesai.

Dunia berputar, untung rugi tak diam melainkan berkeliling. Nasib mujur bersama dengan putera orang tua miskin ini. Allah mempertemukannya dengan orang dan hal yang mengantarnya bernasib mujur. Benar kata ulama: "Kalau Allah berkehendak mengubah nasibmu, Allah akan menciptakan sebab yang tidak pernah kamu duga."

Melaksanakan perintah orang tuanya itu, mahasiswa ini sampai ini tak pernah berhenti kuliah. Tadi malam, dia datang ke pondok saya untuk bimbingan disertasi. Luar biasa kisahnya, bukan? O ya, hutang orang tuanya sudah dilunasi semua tahun kemaren.

Tetaplah semangat dan optimis dalam hidup. Bukankah Allah Mahakuasa dan mahaluarbiasa? Bagi orang tua, teruslah semangat untuk memondokkan dan menyekolahkan anak-anaknya. Tiru semangat orang tua mahasiswa ini. Salam, AIM