MEMAHAMI POTENSI ANAK DAN MENGEMBANGKANNYA
Allah menciptakan manusia dengan cinta. Allah adalah Dzat Yang Maha Sempurna, tak mungkin yang dicipta dan yang ditentukannya sebagai takdir tak memiliki maksud dan makna yang sempurna. Kitalah yang tak sempurna yang tak memiliki pengetahuan dan pemahaman yang utuh atas segala yang dicipta dan ditentukannya. Maka lahirlah sikap metemehkan dan menghina, mengeluhkan dan menyesalkannya.
Sebagai contoh adalah tentang anak-anak. Begitu sering didengar ada orang tua merasa sedih dan malu dengan prestasi anaknya, sebagaimana banyak pula yang meremehkan dan merendahkannya dengan membandingkan dengan anaknya yang lain atau anak orang lain. Andai saja sikap seperti ini masih diimbangi dengan harapan dan doa baik, barangkali masih bisa dipahami. Namun seringkali, sikap seperti itu dilengkapi dengan pembiaran.
Teringatlah saya pada dawuh Syekh Misthafa Mahmud bahwa setiap orang itu sejatinya dicipta memiliki keistimewaan yang jika dipersiapkaan dengan baik akan menjadi potensi besar yang mencerahkan hidup. Potensi istimewa ini adalah bagai bibit yang andai disiram maka akan tumbuh bagus dan apabila dibiarkan maka akan layu dan mati. Setiap manusia, termasuk anak kita, memiliki bibit seperti ini. Sayangnya, begitu banyak yang dibiarkan dan disia-siakan maka anak kita itu kemudian hanya menjadi biasa-biasa saja.
Seharusnya anak kita bisa sukses bahagia dengan bakat dan potensi masing-masing. Sayangnya banyak orang tua yang tak peduli secara serius mrlohat, mengetahui dan mengembangkannya. Lalu gagallah anak-anak itu untuk mencapai titik puncak yang seharusnya bisa digapainya.
Bagaimana cara mengetahui bakat anak? Bagaimana cara membimbing dan mengembangkan menurut Islam? Kita kaji di acara PROGRAM SPESIAL RAMADLAN DI PONDOK PESANTREN KOTA ALIF LAAM MIIM SURABAYA. Info lengkap di kantor pesantren. Salam, AIM, Pengasuh