MENGAPA KITA HARUS MENJAGA SIKAP DAN KATA KITA?
Yakinkan kita adalah orang baik dan bersedia mempersembahkan yang terbaik sepanjang hidup kita. Mengapa? Seorang ulama bijak dan wara' bernama Abu Qilabah berkata:
البِرُّ لاَ يَبْلَى وَالذَّنْبُ لاَ يُنْسَى وَالدَّيَّانُ لاَ يَمُوتُ، اعْمَلْ مَا شِئْتَ كَمَا تَدِيْنُ تُدَانُ
“Kebajikan itu tak kan pernah usang, dosa tak kan pernah dilupakan, sedangkan Allah Maha Pembalas tak kan pernah mati. Lakukanlah apa yang engkau suka. Sebagaimana engkau berperilaku, maka demikianlah balasan yang akan engkau rasakan "
Pernah saya tulis di group ini tentang hukum fisika bernama hukum kekekalan energi. Energi yang kita keluarkan selama ini adalah kekal secara fisika. Dalam bahasa agama, semua yang kita ucap serta lakukan terekam dan tercatat dengan baik. Malaikat pencatat amal tidak pernah lalai mencatat semuanya. Lebih dari itu, orang waras selalu ingat akan kebaikan orang lain. Meski demikian, tak perlu berharap balasan kebajikan dari orang lain, biar Allah yang membalas dengan caranya Allah serta pada waktu yang Allah pilihkan. Hidup ini akan selalu indah jika semuanya kita kembalikan kepada Allah.
Teruslah berbuat baik dan tuluslah dalam berbuat baik. Ketidaktulusan hanya akan melahirkan ketaknyamanan hati pada waktunya. Kita akan kecewa manakala kita "bersikap lebih" karena berharap kegada makhluk. Jangan membuat Allah cemburu karena kita "menduakan"Nya. Sangat mudah orang yang kita pamtih padanya pada saat lain membuat kecewa kita. Kita harus belajar tulus, terus belajar tulus, yakinlah pada ujung catatan kehidupan kita akan tercantum gelar LULUS DENGAN PREDIKAT DANGAT BAIK dalam menjalani hidup. SALAM, AIM