Pencerah Hati

MENGAPA PERUSAHAAN ATAU USAHA KITA HANCUR? - 23 Desember 2020 13:10

  • Rabu, 23 Desember 2020 13:10:23
  • Ahmad Imam Mawardi

MENGAPA PERUSAHAAN ATAU USAHA KITA HANCUR?

Coba lihat semua perusahaan di dunia ini, adakah yang usianya lebih dari 200 tahun? Ah kadang baru berusia 15 tahun saja sudah mulai goyah untuk roboh. Lalu bagaimana cara agar usaha dan perusahaan kita bisa bertahan lama? Ada banyak teori untuk menjawab pertanyaan ini dan membutuhkan ulasan panjang. Sabarkah untuk membaca?

Institusi yang paling bertahan di dunia ini adalah agama. Lihatlah berapa lama usia aga.a Budha, Kristen, dan Islam. Lalu tanyakan mengapa masih tetap berdiri dan banyak penganut setianya? Mengapa kita tidak berguru pada agama dalam membangun usaha kita agar terus bertahan?

Agama itu memiliki aturan yang jelas, memiliki teladan yang bagus, adil dalam memperlakukan semuanya. Jika perusahaan sudah tidak memiliki aturan yang jelas, tidak memiliki teladan yang layak dicontoh dan berlaku dzalim pada banyak orang maka yakinilah bahwa perusahaan itu pasti hancur. Tinggal tunggu waktu.

Dalam Islam, ada dikenal rukun iman. Yang pertama adalah percaya kepada Allah yang Esa. Perusahaan harusnya hanya memiliki satu pimpinan puncak yang harus didengar titahnya. Jika satu perusahaan memiliki lebih dari satu komando, maka yakin suatu saat akan ada benturan antar komando. Karyawan akan bingung dan akhirnya hancur.

Rukun iman kedua adalah percara adanya malaikat. Perusahaan harus memiliki pengawas yang jujur dan setia. Jika para pengawasnya curang dan culas, maka pasti perusahaan akan hancur. Para dewan direksi dan tim manajerial harus setia dan tidak berselingkuh. Kadang, posisi atas seperti ini rentan dengan tawaran-tawaran menggiurkan lainnya. Akhirnya, perusahaan dibelok, keuangan dibobol, hak orang lain dihambat dan dicurangi. Mungkinkah perusahaan seperti ini sukses dan bertahan? Ah, Allah tak akan salah menilai.

Masih banyak yang perlu ditulis, saya cukupkan dulu sampai rukun iman kedua. Sisanya kita lihat nanti ya. Salam, AIM