MENGATASI KECEMASAN HIDUP
Para jamaah sudah dapat kamar semua di Hotel Fairmont Makkah ini. Sepertinya sedang bersiap istirahat setelah seharian menyusuri kota Jeddah. Banyak kisah yang dikisahkan, banyak pemandangan yang dipandang, banyak pula bebelian yang dibeli. Rupanya, mereka menikmati betul setiap perjalanan ini, dari yang bersifat ibadah murni sampai pada ibadah yang berwujud kegiatan sosial dan kegiatan ekonomi.
Di perjalanan kusempatkan baca beberapa catatan psikologi yang menurutku menarik untuk direnungkan yakni tentang texiety. Texiety adalah kondisi dimana seseorang merasa cemas setelah tidak menerima atau tidak mengirim kabar/pesan. Pernahkah Anda mersakannya? Texiety ini adalah sebuah peristiwa psikologis yang tidak berdiri sendiri. Ia berjalinkelindan dengan peristiwa psikologis lainnya.
Masyarakat kontemporer yang kini sangat akrab dengan dunia online beserta perangkat media sosialnya sangat berpotensi mengidap "penyakit" texiety ini. Jika tidak disikapi dengan bijak, bukan tidak mungkin agan mengantarkan pada ketidakteraturan mental, bahasa halus dari gila. Lalu bagaimana cara mengatasinya?
Tergantung pada masalah yang melatarbelakangi texiety tersebut. Bisa jadi cukup dengan menjauhkan media sosial dari dirinya untuk sementara waktu. Bisa jadi dengan mengalihkan kebutuhan kabar dengan aktifitas lain yang lebih positif. Bisa pula dengan menanamkan keyakinan bahwa kisah hidup memang tak harus satu warna, cari warna lain dan jalani.
Cara mengatasi texiety terbaik, menurut saya, adalah dengan mengembalikan kegalauan kepada Allah, memasrahkannya dengan dzikir dan doa, serta terus berbaik sangka dengan apa yang Allah telah serta akan tetapkan. Demikian hasil bacaan singkat saya, semoga bermanfaat. Salam, AIM