Kesimpulan Nenek tentang Kehidupan (1)
Di bagian akhir kehidupannya, nenek sepuh yang sedang opname di rumah sakit ini bercerita kepada cucunya yang sedang menungguinya tentang apa saja hal penting yang telah dijalaninya selama ini. Usia nenek ini memang sudah cukup tua, sekitra 93 tahun, usia yang menurut jumlah angkanya sudah cukup banyak menjalani peristiwa-peristiwa dan berhak untuk memberikan kesimpulan kehidupan.
Ingatan nenek ini masih bagus bahkan jauh lebih bagus dibandingkan ingatan beberapa mahasiswa yang gampang lupa apa yang baru disampaikan dosennya. Sesuatu yang dijalani sepenuh hati memang melekat kuat di dinding memori. Orang yang menjulurkan tangan kepada kita saat kita terjatuh dan orang yang melepakan tangan kita untuk kemudian mendorong kita supaya terjatuh adalah orang-orang yang sulit dihapus dari memori kita. Itu karena kita jalani dengan hati.
Nenek ini ditanya cucunya tentang empat hal yang terjadi dalam kehidupannya: pertama, hal yang paling beliau sesali; kedua, hal yang paling membuat beliau sedih; ketiga, hal yang paling membuat beliau bahagia; keempat, hal yang paling diharapkannya saat ini. Pertanyaannya hanya empat, sebanyak pertanyaan ujian akhir semester (UAS) program S1. Namun jawaban nenek ini tak sepanjang jawaban mahasiswa. Cukup pendek namun betul-betul menjawab.
Pertanyaan pertama dijawabnya dengan kalimat berikut ini: "Yang paling saya sesali adalah bahwa waktu saya terlalu banyak saya habiskan untuk berfikir dan membahas kekhawatiran-kekhawatiran yang belum terjadi, ketakutan akan masa depan yang belum jelas dan masalah yang mungkin akan datang pada suatu saat nanti. Ternyata sebagian besar yang saya khawatirkan dan takutkan itu tidak terjadi."
Benar sekali nenek itu. Berbuatlah, bekerjalah, beramallah jangan hanya berfikir terus sambil geleng-geleng kepala dan memijat dahi sambil memasukkan waswas ke dalam hati. Seringkali Allah mengubah jalan hidup kita dengan cara yang tidak kita duga. Optimis, bekerja, berdoa. Jalani saja baris dan garis kehidupan sampai titik akhir tiba menjadi akhir yang sempurna. Salam, AIM