Orang tradisional itu betul-betul menjaga tradisi. Tradisi itu adalah sesuatu yang senantiasa dilakukan dengan penuh kesadaran dan keyakinan untuk kemudian menjadi kebiasaan. Lawan kata tradisional itu adalah modern. Walaupun peletakan modern sebagai lawan kata tradisional itu tak sepenuhnya tepat namun pada banyak sisi memang tepat, misalnya pada sisi kecenderungan modern yang berbeda dengan kecenderungan tradisi.
Masyarakat tradisional menyukai proses alami, sementara masyarakat modern lebih menyukai proses instan. Kalau masyarakat tradisional akrab dengan kalimat "alon-alon asal kelakon," masyarakat modern akrab dengan kata "lebih cepat lebih baik." Sama-sama ada plus minusnya. Tak selalu yang cepat itu baik, sebagaimana tak selamanya yang pelan-pelan itu tak baik.
Masyarakat tradisional rajin sekali buka kamus dan buka kitab untuk tahu dan paham suatu permasalahan. Karena betul-betul rajin baca kitab, jarang mereka bicara, namun hatinya penuh keyakinan akan apa yang dibaca. Masyarakat modern rajin sekali buka HP, buka youtube dan buka google untuk mencari tahu hukum suatu masalah. Tak heran kalau di kalangan orang modern ada orang yang "tiba-tiba pintar hukum" tanpa berguru, menjadi mufti halal haram dan sesat tidaknya suatu perkara. Ketika dipertanyakan, orang modern seperti ini biasanya ngeles atau marah-marah.
Wanita tradisional biasanya untuk tampil sehat dan cantik mereka rajin merawat diri dengan rajin minum jamu, bekerja dan mengaji demi untuk innerbeautynya. Sementara wanita modern biasanya cukup dengan photoshop alias polas poles instans dilengkapi dengan komentar diri yang menyiratkan kekaguman akan dirinya sendiri. Hehehe, yang bagian terakhir ini tak usah dibaca terlalu serius ya. Salam, AIM