Pencerah Hati

Pencerah Hati 09 Februari 2016 08:00

  • Selasa, 09 Februari 2016 08:00:00
  • Ahmad Imam Mawardi

Ada orang yang merasa bahagia sekali karena bisa memiliki apa yang diinginkan atau mendapatkan apa yang diimpikan atau memporeleh apa yang diharapkan. Kebahagiaan seperti ini secara umum disebut dengan kebahagiaan emosional (emotional happiness). Kaitannya kebanyakan adalah dengan sesuatu yang bersifat fisik, perasaan dan nafsu. Kalau mau didetailkan, bahagia tipe ini terbagi menjadi tiga: bahagia karena dirinya harus bahagia, bahagia karena orang lain menderita dan bahagia karena bukan hanya dirinya yang menderita.

Ada orang yang merasa bahagia karena memiliki pengetahuan dan ilmu sehingga mampu memahami apa yang harus dipahami, pengetahui hakikat diri, mengerti hakikat masalah kehidupan dan mampu menyelesaikan hal-hal rumit dengan baik. Kebahagiaan semacam ini disebut dengan kebahagiaan intelektual (intellectual happiness).

Ada orang yang merasa bahagia karena bisa beribadah dengan khusyu', mengabdi kepada Allah dan mengabdikan hidup di jalan Allah dengan ikhlas, memandang dan memperlakukan orang lain dengan pendekatan spiritual, serta yakin seyakin-yakinnya atas apa yang telah dinyatakan Allah dan Rasulullah. Kebahagiaan seperti ini disebut dengan kebahagiaan spiritual (spiritual happiness).

Kebahagiaan yang manakah yang menjadi milik kita? Kebahagiaan yang manakah yang paling dominan dalam kehidupan kita? Kalau makan enak lebih membahagiakan ketimbang shalat kita atau tinggal di rumah mewah lebih menarik ketimbang di dalam masjid, sepertinya model pertamalah yang dominan. Sementara menurut Allah dalam surat Al-Mujadilah ayat 11 dinyatakan bahwa kebahagiaan intelektual dan spirituallah yang paling utama.

Perhatikan arti dari ayat tersebut: "Allah mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan orang-orang yang berilmu beberapa derajat, Allah maha mengetahui atas apa-apa yang kalian kerjakan." Semoga ketiga kebahagiaan itu adalah milik kita. Utamakanlah dua kebahagiaan terakhir untuk kita raih. Salam, AIM, Pengasuh ponpes kota Alif Laam Miim Surabaya