Salah seorang penyair Arab berkata:
Ketika hartaku sedikit, tak seorangpun menyertaiku
Ketiku hartaku banyak, semuanya mengaku sahabatku
Musuhku menjadikanku sahabat demi mendapat hartaku
Temanku tiba-tiba menjadi musuhku ketika hartaku tiada
Penyair itu sedang menyindir para opportunis, mereka yang mendekat dan bersahabat demi mendapatkan harta, bukan kepuasan batin untuk menjadi sahabat sampai akhirat kelak. Berhati-hatilah dengan orang seperti ini, "kulitnya" sangat mudah berubah bulu, namun hatinya tetap berkarakter serigala.
Dawuh Syekh Hasan Basri kita harus mencari banyak sahabat yang memiliki kebaikan-kebaikan dengan harapan memberikan keberuntungan syafaat di hari akhirat kelak. Pilihlah sahabat dengan hati, jangan memilik hanya berdasarkan mata dan telinganya kepala, apalagi hanya berdasarkan mata dan telinga orang lain.
Melihat dan mendengar dengan menggunakan mata dan telinga orang lain adalah menilai orang hanya dari "katanya" bukan dari faktanya. Bukannya tak penting mendengar kata orang lain, namun fakta adalah sumber primer yang lebih valid dan bisa dipertanggungjawabkan. Kasihan pada korban "katanya" padahal faktanya tak seperti itu.
Tuluslah dalam bersahabat, persahabatan akan langgeng dalam keberkahan. Jadikan kebahagiaan akhirat sebagai tujuan bersama, pertemanan akan berlanjut sampai di taman surga kelak. Salam, AIM, Ponpes Kota Alif Laam Miim Surabaya