Pencerah Hati

Pencerah Hati 11 Januari 2016 14:00

  • Senin, 11 Januari 2016 14:00:00
  • Ahmad Imam Mawardi

Mustahil terwujud untuk menjadi orang bahagia sementara pada saat yang sama menjadi orang iri hati dan pendengki. Iri hati dan dengki tak hanya menghapus amal kebaikan, melainkan pula mencuri pilar-pilar bahagia. Jalani dan nikmati saja apa yang telah Allah tetapkan dan anugerahkan dengan penuh syukur dan sabar, maka hidup akan serasa lebih memiliki waktu, panjang umur.

Iri hati dan dengki akan mengantarkan pada banyak hal yang tak perlu: memikirkan orang yang sesungguhnya tak pernah memikirkan si pendengki, berusaha tampil di atas "apa adanya" demi harga diri biar juga dianggap "ada" dan membelanjakan hartanya untuk sesuatu yang tak semestinya karena memang tidak dibutuhkan hanya demi membuat kagum orang-orang yang tak mungkin secara terus-menerus kagum.

Kagum yang tak bersama cinta adalah kekaguman yang bersifat sementara, sementara cinta yang melahirkan kekaguman adalah cinta dan kekaguman yang bersifat abadi. Kata kuncinya ada pada "cinta." Cinta manusia dapat diperoleh hanya ketika hati mereka merasakan adanya hikmah dengan kehadiran kita. Ingin dicintai? Jangan sering-sering pamer karena pameran adalah untuk jual beli, bukan untuk memberi mendapat.

Berhentilah menjadi iri hati dan dengki. Iri hati dan dengki adalah pameran emosi yang pernah laku namun selalu membuat hubungan menjadi kaku. Belajarlah mensyukuri setiap anugerah yang diterima diri sendiri dan diterima orang lain karena Pemberi anugerah adalah SATU yakni Allah Swt. Mensyukuri nikmat yang Allah berian kepada orang lain juga merupakan salah satu jalan mengalir dan bertambahnya nikmat bagi kita. Salam, AIM@Kawah Ijen Bondowoso