Pencerah Hati

Pencerah Hati 12 Januari 2016 08:00

  • Selasa, 12 Januari 2016 08:00:00
  • Ahmad Imam Mawardi

Hari ini saya bertugas memberikan motivasi zakat di Pendopo Kabupaten Lumajang dalam acara Pengukuhan Pimpinan Badan Amil Zakat Nasional. Saya akan cerita tentang si Qarun yang kaya raya jaman Nabi Musa itu yang menganggap harta yang dilikinya itu adalah benar-benar hasil keringat dirinya sendiri dengan ilmu yang dimilikinya. Karena itu, ajaran wajib zakat yang disampaikan Nabi Musa kepadanya dianggap sebagai motif pribadi Nabi Musa untuk memperkaya dirinya sendiri. Lengkap cerita bisa dibaca dalam QS Al-Qashas 76-82.

Potensi zakat Indonesia sekitar 217 trilyun pertahun. Yang terkumpul dari jumlah itu hanya sekitar 35 trilyun. Selisihnya jauh bukan? Berapa persennya itu ya? Tolong hitungkan. Lalu mengapa masih enggan untuk berzakat? Apakah menganggap bahwa zakat akan memiskinkan dirinya dan mengkayakan tokoh agama dan lembaga-lembaga keagamaan? Maukah kisah akhir Qarun menimpa kita?

Ketika Allah mewajibkan sesuatu yakinilah bahwa itu untuk kemaslahatan umum. Dilaksanakannya tak akan merugikan siapapun. Itulah sebabnya adalah menyediakan tambahan rizki dan pertumbuhan keberkahan bagi setiap pemberi zakat dan shadaqah. Pernahkah kita mendengar ada orang menjadi miskin karena rajin memberi zakat dan shadaqah? Yang ada justru yang semakin kaya dan bahagia bukan? Lalu alasan apa lagi yang memberatkan kita untuk mengeluarkan zakat dan shadaqah.

Dalam forum ini saya akan bercerita tentang orang-orang besar sepanjang sejarah yang kekayaan dan kemuliaannya adalah karena menjadi aktivis (maksud saja sangat aktif) mengeluarkan zakat dan shadaqah. Ingin tahu bagaimana kisah lengkapnya? Tentu forum ini tak cukup untuk menguraikannya. Mohon maaf saudaraku dan sahabatku, lain waktu semoga bisa bertutur langsung. Salam, AIM@Pendopo Kabupaten Lumajang