Pencerah Hati

Pencerah Hati 14 Februari 2017 11:00

  • Selasa, 14 Februari 2017 11:00:00
  • Ahmad Imam Mawardi

KALIMAT RENUNGAN 14 PEBRUARI

Masih terkait dengan masalah pernikahan. Bukan karena hari ini adalah hari valentine yang diterjemahkan dengan hari kasih sayang, karena bagi kita semua hari adalah hari kasih sayang. Melainkan karena hari ini adalah hari bersejarah bagi saya, sejarah peresmian bangunan cinta menjadi rumah tangga.

Tentang pernikahan, perbincangan tak pernah usai oleh karena beragam cerita yang mungkin tercipta dalam pernikahan itu. Ada kisah sedih, ada kisah bahagia. Ada yang porsi kesedihannya mendominasi dan ada yang porsi bahagianya yang sangat mendominasi. Namun jelas tak ada kehidupan pernikahan yang tak memiliki kedua porsi itu.

Ada yang sedihnya berposisi di awal pernikahan. Sebelum menikah, ada seorang wanita berkeluh kesah: "Hidupku bagai seorang dokter, yang hadir dalam hidupku rata-rata adalah orang sakit." Kebetulan, beberapa kali wanita ini putus hubungan. Lelakinya rata-rata hanya datang untuk "berobat" lalu pergi. Kepadanya kukatakan: "Yang penting bukan dirimu yang sakit. Sabarmu, berpahala sebanyak pahala dokter yang sabar."

Ada yang sedihnya di akhir pernikahan. Seorang wanita berkata: "Pernikahanku bagai balon, suamiku adalah peniupnya. Angin segar berupa pujian padaku senantiasa ditiupkan. Akhirnya kumeletus menjadi tiada." Kepada wanita model ini kunasehatkan: "Janganlah terlalu berharap pujian, jalani biasa-biasa saja. Natural atau alami adalah lebih awet.

Ada yang sedih dan bahagia datang silih berganti. Jalani saja dan upayakan kebahagiaanlah yang dominan. Bagaimana caranya? Nasehat Syekh Anis Manshur layak direnungkan:

"في الزواج إفتح فمك مرة واحدة و جيوبك دائما"

(Dalam pernikahan, bukalah mulutmu sekali saja, namun bukalah kantong atau dompetmu)

Bisa dipahami kan maksudnya? Salam, AIM