Selamat jalan saudara dan saudariku, Wakil Pengasuh Pondok Pesantren Alif Laam Miim Surabaya beserta istri dan keluarga besarnya, ke tanah suci Makkah dan Madinah. Semoga perjalanan ibadah umroh yang dilaksanakan merupakan rihlah ruhaniyah (perjalanan ruhani) menuju kesejatian manusia sebagai hamba.
Imam al-Ghazali menurut para pengamat dan penelitinya adalah seorang yang mengalami migrasi intelektual dari logika ke hati, akal ke rasa, dan material ke spiritual semenjak melakukan spiritual sojourn termasuk ke dua tanah haram Makkah Madinah di samping Palestina. Apakah migrasi intelektual seperti itu terjadi tiba-tiba? O, ternyata tidak.
Imam al-Ghazali bercerita banyak tentang perjalanan hijrah ruhaniah dan migrasi intelektualnya dalam "otobiografi" beliau yang sangat terkenal, yaitu al-Munqidz Min al-Dlalal (Bangkit dari Kesesatan). Buku ini layak dibaca dan dijadikan inspirasi. Ternyata, hijrah ruhani itu tak hanya butuh niat dan semangat, melainkan juga membutuhkan guru yang selalu siap mengarahkan ke jalan yang benar dan menegur ketika ada yang keluar dari peta keselamatan.
Umroh sangat potensial menjadi momentum hijrah, dengan catatan tak hanya fisik yang mengelilingi ka'bah melainkan hati yang berfokus pada Rabb al-Ka'bah, bukan hanya badan yang mendekat kepada tempat jasad Nabi Muhammad dikuburkan, melainkan hati yang terikat cinta dan rindu kepada beliau sebagai utusan Allah. Umroh dengan hati, bukan umroh dengan "nafsu."
Semoga menjadi umroh penuh berkah saudaraku dan saudariku. Kepada para pembaca yang berkenan umroh bersama Keluarga Besar Pondok Pesantren Kota Alif Laam Miim, kami siap melayani sepenuh hati. Melayani para jamaah adalah suatu kehormatan bagi kami. Sampai jumpa di kajian sore hari ini. Salam, AIM