Hidup memang berputar. Hidup memang tak bisa ditebak. Hidup memang sandiwara. Hidup memang tak selalu sejalan dengan logika. Hidup kadang membuat ketawa. Namun hidup kadang membuat kita menangis. Kadang orang lain tertawa ketika kita menangis. Kadang orang lain menangis ketika kita tertawa. Kadang bersama-sama tertawa, kadang bersama-sama menangis.
Itulah kehidupan. Kadang kita yang menjadi korban, kadang orang lain yang menjadi korban. Kadang kita menjadi pelaku, kadang orang yang menjadi pelaku. Yang paling penting adalah jangan pernah kita menjadikan orang lain sebagai korban. Lebih baik kita berkorban untuk orang lain. Lebih baik lagi bersama-sama berkorban demi kebahagiaan bersama.
Bacalah contoh kasus berikut ini, kasus yang mengandung ketidakadilan. Ketika merintis bisnis, istri menjadi sekretaris yang berkorban sepenuhnya. Namun ketika bisnis sudah maju, sekretaris dijadikan istri dengan menjadikan istri pertama sebagai korban. Ketika masih susah, istri berkerja bak pembantu. Ketika sudah jaya, pembantu dijadikan istri. Aduh, ngenesnya.
Kita harus bisa menghargai orang yang sudah menjadikan hidup kita berharga. Kebanyakan kita adalah menghargai orang yang diharapkan bisa membuat kita berharga dengan membuang mereka yang telah berjuang untuk kita sampai pada tahapan kini. Biasa melupakan yang lama adalah penyebab kegagalan menggapai yang baru. Biasa melupakan yang kecil adalah penyebab kegagalan menggapai yang lebih besar. Syukuri apa yang ada dengan penuh syukur, maka yang belum ada akan hadir ke hadapan kita menjadi ada. Salam, AIM@wisuda tahfidz ananda keempat