Sejarah Nabi Muhammad SAW tak hanya menyuguhkan kisah tentang keajaiban-keajaiban yang kenal sebagai mukjizat, melainka juga tentang urgensi kesabaran, pengorbanan dan kepasrahan. Berhikmah sekali jika kita dapat memetik hikmah dari sejarah hidup orang termulia ini, hidup tak akan tertipu oleh tampilan melainkan fokus pada esensi.
Kata Emha Ainun Najib (Cak Nun): "Janganlah fokus pada bungkus, fokuslah pada isi." Begitu banyak orang yang sangat peduli pada bungkus namun melalaikan masalah esensi atau isi. Hidup akan sangat melelahkan, sia-sia dan menjemukan ketika kita berputar-putar mengusi bungkus dan bungkusan saja.
Ketahuilah bahwa “Rumah yang indah” hanya bungkusnya,
“Keluarga bahagia” itu isinya. “Pesta pernikahan” hanya bungkusnya,“Cinta kasih, Pengertian, dan Tanggung jawab” itu isinya.“Ranjang mewah” hanya bungkusnya,
“Tidur nyenyak” itu isinya.
“Kekayaan” itu hanya bungkusnya,“Hati yang gembira” itu isinya.
“Makan enak” hanya bungkusnya,“Gizi, energi, dan sehat” itu isinya.“Kecantikan dan Ketampanan” hanya bungkusnya;
“Kepribadian dan Hati” itu isinya.“Bicara” itu hanya bungkusnya,
“Kenyataan” itu isinya.
“Buku” hanya bungkusnya; “Pengetahuan” itu isinya.“Jabatan” hanya bungkusnya, “Pengabdian dan pelayanan” itu isinya.“Pergi ke tempat ibadah” itu bungkusnya, “Melakukan Ajaran Agama” itu isinya.“Kharisma” hanya bungkusnya,“Karakter” itu isinya.
Saya tak mengatakan bahwa bungkus tak penting, namun apa guna bungkus kalau tak ada isinya? Salam, AIM@Pengajian Ahad Pagi