Malam ini hujan, sejak sebelum acara dimulai langit sudah menumpahkan sebagian isinya. Jamaah tak beranjak pulang, tetap setia dibawah guyuran air hujan yang tak terbendung terop yang dibangun. Sampai acara selesai mereka tetap duduk dan berdiri rapi. Plastik bungkus kue yang dibagikan naik pangkat menjadi bungkus kepala, akhirnya jamaah terlihat mirip tentara Jepang mau berangkat kerja. Saya terharu sekali sambil berdoa semoga semuanya penuh hikmah.
Saya tersenyum ketika ingat kalimat bernas mr. Bean Rowan Artkinson yang berkaitan dengan hujan: "Bepergian paling menyenangkan adalah ketika sedang hujan, tak tanpak oleh mata siapa yang menangis mengalirkan airmata. Hujan adalah penutup kesedihan." Pandai mengambil hikmah atas semua yang terjadi adalah kunci menemukan bahagia. Jangan menunggu cerahnya mentari untuk menari, karena tarian di bawah guyuran hujan pun tak kalah romantis menarik hati.
Cuaca bisa berubah, suasana bisa bertukar warna, namun upayakan hati tetap yakin dalam keistiqamahan bahwa Allah mengatur segala sesuatu dengan aturan penuh hikmah tanpa ada yang sia-sia. Sebesar apapun perubahan terjadi di sekitar kita, yakinkan bahwa tauhid kita tak pernah berubah. Itulah pegangan keselamatan di dunia dan akhirat kelak.
Istiqamahnya keyakinan sungguh akan menjadikan semua perubahan hanya sebagai peralihan satu episode kehidupan ke episode yang lain, peralihan yang secara hukum alam akan selalu terjadi. Selain keyakinan bolehlah berubah, termasuk pola hubungan dan persahabatan pun mungkin saja berubah. George Bernard Saw berkata: "Sebagian sahabat adalah bagai burung, berpindah tempat karena berubahnya cuaca." Santai sajalah menghadapi perubahan, nikmati, jalani, dan ambillah hikmahnya. Salam, AIM, Pengasuh Ponpes Kota Alif Laam Miim Surabaya