KALIMAT RENUNGAN 22 PEBRUARI
Kata para ulama, ilmu itu bukanlah teks yang kita hafal atau juga ucapan-ucapan yang kita koleksi. Ilmu itu adalah apa yang kita pahami maksudnya dan kita laksanakan dalam kehidupan kita sehari-hari. Ilmu seperti inilah yang menjadikan kita semakin takut kepada Allah dan takut menentang perintahNya.
Pemilik ilmu seperti itu disebut sebagai alim, bentuk jamaknya disebut ulama. Perhatikan dan renungkanlah firman Allah berikut ini:
إنما يخشى الله من عباده العلماء
(Hanyasanya yang takut kepada Allah dari hamba-hambaNya adalah ulama)
Takut kepada Allah dimaknai sebagai takut menomerduakan Allah dalam segenap urusannya, takut untuk meremehkan aturan dan perintahNya serta berupaya untul senantiasa mengagungkanNya dan firman-firmanNya.
Tak usah terlalu gelisah jika kita tak hafal banyak dalil dan banyak kutipan. Namun gelisahlah jika yang telah kita ketahui hanya menjadi pajangan yang dipamerkan namun tak dilaksanakan dalam hidup keseharian. Tak usah terlalu sedih jika kita tak memiliki tumpukan buku dan kitab. Bersedihlah jika apa yang kita baca hanya menjadi koleksi yang dibanggakan ke sana kemari tanpa ada wujud konkret dalam dunia perilaku.
Saya ingat sekali dawuh kiai-kiai sepuh di desa semasa kecil dulu. Sering beliau-beliau itu berkata: "Kitan kecil safinah dan sullam sudah cukup untuk menjadikanmu baik dan selamat jika engkau praktekkan dalam kehidupanmu." Tentu beliau tidak bermaksud menegasikan pentingnya kitab lainnya yang berjilid-jilid itu. Mungkin beliau gerah dengan banyaknya orangvyang banyak bacaannya dan hafalannya, namin sedikit amalnya. Bagaimana dengan kita? Salam, AIM