Tadi pagi Allah takdirkan saya menyampaikan materi "Terminal-terminal Pembersihan Diri Menuju Surga" di sebuah majelis ta'lim Jakarta. Membahas bahwa surga itu adalah tempat baiksurg nan indah yang tidak mungkin dimasuki kecuali oleh orang yang baik dan indah perilakunya. Mereka yang memiliki salah dan dosa yang ditakdirkan masuk surga haruslah melalui proses pembersihan terlebih dahulu. Ada 11 terminal pembersihan diri menuju surga: 4 di masa hidup di dunia, 3 di alam kubur, dan 4 di akhirat.
Di masa hidup di dunia, pembersihan diri bisa terjadi dengan (1) bertaubat kepada Allah, yakni berjanji tidak akan melakukan dosa dan kesalahan yang telah dilakukannya; (2) istighfar yakni memohon ampunan kepada Allah atau dosa dan kesalahan yang telah dilakukan; (3) melakukan kebaikan-kebaikan karena sesungguhnya kebaikan-kebaikan itu mampu menghapus kejelekan atau kesalahan yang telah dilakukan; (4) musibah yang Allah timpakan kepada kita adalah bisa jadi merupakan cara Allah menghapus dosa kita, maka bersabarlah.
Saatnya kita selalu berfikir tentang surga dan mengevaluasi diri tentang apa saja yang telah kita lakukan untuk masuk surga itu. Betapa seringnya kita membahas tentang tips kaya dan bahagia di dunia, namun betapa jarangnya kita membahas tips selamat dari siksa dan memperoleh ridla Allah. Rasulullah yang ma'shum (terpelihara dari dosa) terbiasa setiap hari istighfar 100 kali, lalu berpakalikah kita sebagai pendosa beristighfar dalam sehar? Cukupkan sebagai pembersih diri guna menjadi ahli surga?
Tuan rumah pengajian tadi pagi adalah salah satu orang top negeri ini. Beliau menyambut saya dengan menyampaikan tanya: "Apa ya yang bisa saya lakukan untuk akhirat saya? Untuk agama saya? Terlambat sekali saya hijrah dari urusan duniawi ke urusan ukhrawi." Saya terkesima dan terharu dengan kata dan keseriusan beliau ini dalam mengejar apa yang Allah suka. Sekarang waktunya kita bertanya: "Apa yang telah saya lakukan untuk akhirat saya, agama saya?" Salam, AIM@Aston Marin