Pencerah Hati

Pencerah Hati 25 Januari 2016 08:00

  • Senin, 25 Januari 2016 08:00:00
  • Ahmad Imam Mawardi

Bacalah ayat al-Qur'an berikut ini:

إن اللـه مع الذين اتقوا والذين هم محسنون ﴿١٢٨﴾ -- النحل

(Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang senantiasa berbuat kebaikan)

Ayat ini adalah bagian akhir dari surat an-nahl (lebah) yang kemudian bersambung dengan surat al-isro' yang dimulai dengan kata tasbih yang mengandung makna tersirat "keajaiban" dan keagungan." Melalui ilmu keterkaitan ayat dengan ayat atau surat dengan surat ('ilm al-munasabah) dalam studi al-Qur'an dapat dipahami bahwa orang yang bertakwa dan orang yang baik yang senantiasa tulus melakukan kebaikan akan senantiasa ditolong oleh Allah dengan pertolongan yang sempurna, pertolongan yang penuh kejutan keajaiban.

Ketakwaan tidak hanya bermakna selalu melakukan ibadah ritual, melainkan pula melakukan ibadah sosial seperti yang diperintahkan Allah. Takwa adalah kalimat umum yang bermakna menjadikan semua yang dilakukan sebagai perwujudan rasa takut dan patuh kepada Allah. Sementara itu muhsin (orang yang tulus dalam kebaikan bermakna menjadikan semua yang dilakukan adalah didasarkan pada niat kebaikan yang dilakukan dengan cara yang baik demi tujuan yang baik.

Hal lain yang didapat dari hubungan antar surat al-Qur'an adalah bahwa jatuhnya surat al-isra' (perjalan malam menuju Allah) setelah an-nahl (lebah) mengandung pesan: "jadilah bagai lebah, maka Anda akan naik berjalan menuju Allah." Pejalan menuju Allah berkarakter lebah: tak merusak apa yang dihinggapi, mengambil sari bunga tanpa tamak berlebihan, memberikan madu yang penuh keberkahan kepada yang lain. Sudahkah kita bagai lebah? Madukah yang kita berikan kepada sekitar? Atau bahkan racunkah? Salam, AIM@otw aston Jkt_Surabaya