Pencerah Hati

Pencerah Hati 25 Februari 2016 11:00

  • Kamis, 25 Februari 2016 11:00:00
  • Ahmad Imam Mawardi

Sepupu dan menantu Rasulullah yang oleh Rasulullah dijuluki "pintu ilmu", yakni Sayyidina Ali KarramaLLAHU wajhahu berkata: "Andai saja orang bodoh itu diam tak bicara, niscaya manusia tidak akan berbeda pendapat." Perbedaan pendapat yang dimaksud adalah perbedaan pendapat yang membuat penderitaan dan perpecahan.

Jika orang alim yang berbeda pendapat, selalu saja ada hikmah yang bisa dipetik dan disebar luaskan. Namun jika orang bodoh yang berbeda pendapat, maka permusuhan dan perpecahan yang menjadi buahnya. Mengapa hasilnya berbeda? Penyebab utamanya adalah niatnya. Orang alim ketika berdebat dan berbeda pendapat, niat utamanya adalah mencari kebenaran untuk dijadikan sebagai pegangan hidup. Sementara orang bodoh yang berdebat, niatnya adalah mencari pembenaran demi mendapatkan bayaran untuk hidup.

Imam Syafi'i, salah satu tokoh alim yang diakui dunia itu, ketika diajak berdebat seseorang, maka doa beliau sebelum debat dimulai adalah: "Ya Allah, keluarkanlah dari mulut orang yang akan berbicara denganku ini kebenaran-kebenaran." sementara orang jahil yang berdebat berdoa: "Semoga lawan debatku lupa dalil dan salah tafsir biar dia malu di depan orang banyak."

Jadi, bagi yang memang belum pangkatnya untuk menafsirkan agama janganlah duduk di kursi paling depan dalam mengemukakan pendapat. Jadilah pendengan dan pembelajar yang baik. Repotnya adalah bahwa orang bodoh itu banyak juga yang tidak paham dirinya bodoh. Tajwid belum bisa saja sudah mengaku qari', nahwu sharraf tidak paham saja sudah mengaku doktor jurusan hadits, bermodalkan retorika pindah panggung sana sini untuk menyalahkan dan mensesatkan orang lain.

Tak tahu, diam saja. Biarlah yang tahu yang berbicara. Biarlah ahli agama yang bicara agama, ahli kedokteran yang bicara pengobatan dan ahli elektronika yang bicara tentang kelistrikan. Jika orang yang tepat bicara pada bidang yang tepat dan di waktu yang tepat, maka dunia akan damai penuh keberkahan. Salam, AIM@Pengajian Tambhana Ate, Sumenep