MENAKLUKKAN YANG BESAR, DITAKLUKKAN YANG KECIL
Salah satu khalifah dinasti Turki Utsmani yang terkenal adalah Raja Abdul Hamid II yang dilahirkan di Topkapı Palace di Istanbul (Constantinople), ibu kota Ottoman Empire, pada 21 September 1842. Beliau meninggal pada 10 February 1918. Beliau terkenal karena menjadi raja terakhir yang mampu menjalankan roda kekuasaan secara efektif. Setelah beliau, Dinasti Turki menurun menuju ambruk.
Yang ingin saya kisahkan bukanlah tentang kehebatan beliau, melainkan tentang kehebatan seorang pelaut di zaman beliau yang bernama Shalih. Beliau pelaut yang paling terkenal di Istanbul waktu itu karena berkali-kali kecelakaan laut tapi tak mati-mati, alias selamat terus. Menurut cerita, 15 kecelakaan besar di tengah lautan yang pernah dialaminya. Selamat.
Selalu saja Shalih dengan bangga berkata: "Saya tak akan mati tenggelam di laut." Adalah biasa, alias jamak di kalangan manusia, bahwa orang yang tak pernah gagal itu berpotensi sombong. Karena itu berbahagialah kalau pernah mengalami gagal, jatuh, bangkrut, dan sakit. Bisa jadi itu adalah cara Allah mengajari kita untuk tidak sombong.
Suatu hari Shalih sang pelaut itu santai-santai duduk untuk minum kopi. Secangkir kopi dipegangnya. Aromanya menggoda sekali. Terlalu terburu-buru dàn bernafsu dia meminumnya, akhirnya kopi itu tertumpah dan masuk ke hidungnya. Matilah dia karena "tenggelam" dalam secangkir kopi.
Jangan sombong karena kuat. Bisa jadi jatuhnya adalah karena orang lemah. Jangan remehkan orang kecil. Kompaknya orang kecil bisa mengangkat barang berat. Jangan bangga karena bisa menaklukkan kelompok lain. Bisa jadi suatu saat ditaklukkan orang sendiri yang selalu dikecilkan dan diremehkan. Salam, AIM