Pencerah Hati

Pencerah Hati 28 Januari 2017 11:00

  • Sabtu, 28 Januari 2017 11:00:00
  • Ahmad Imam Mawardi

KALIMAT RENUNGAN 28 JANUARI

Orang ini bersumpah tak akan menangis lagi dan akan selalu tersenyum. Sumpah ini diucapkannya saat dirinya telah bebas dari penjara karena tuduhan melakukan sesuatu yangvtak dilakukannya. Namun tak lewat sebulan setelah itu, dia melanggar sumpah dan air matanya kembali tumpah saat rentetan musibah kembali membuatnya susah.

Dia kembali berkeluh kesah dan protes pada alam sekitar yang dianggapnya tak lagi bersahabat dengan keinginannya. Diapun bertanya: "Di manakah engkau wahai bahagia? Sudah tertutupkan kemungkinan hadirmuvdalam hidupku?" Tentu pertanyaan itu sulit dijawab kecuali oleh kebahagiaan itu sendiri.

Guru kehidupan membantu memberikan jawab dengan kisahnya tentang hakikat bahagia. Beliau berkata:

قيل للسّعادة ..

كيف تأتين قالت : آتي حين تعلم كلّ نفسٍ أن لن يصيبها إلا ما كتب الله لها ..

(Ditanyalah kebahagiaan: "Bagaimana engkau hadir?" Kebahagiaan menjawab: "Aku hadir saat setiap jiwa sadar bahwa tak akan menimpanya kecualivsesuatu yang telah Allah tetapkan untuknya")

Iya, benar. Penentu kebahagiaan bukanlah kondisi luar, melainkan kondisi dalam; bukan yang terjadi di luar kita, melainkan sesuatu yang menetap di dalam hati kita yang bernama keyakinan atau keimanan. Tapi, mudahkah menggapai keyakinan seperti ini? Sunguh sulit karena ada pertarungan sengit antara keinginan, usaha dan kenyataan.

Orang sakit yang ingin sembuh pasti berdoa dan berobat. Apakah pasti segera sembuh? Belum tentu. Kalau yidak sembuh, terbuka peluang untuk stress, kecuali jika yakin bahwa semuanya adalah ujian dari Allah, ketentuan dari Allah. Maka bahagia hadir karena yakin ada pahala kesabaran di sana. Salam, AIM