Saya senang sekali dengan kitab al-Ahkam al-Sulthaniyah karya Imam al-Mawardi yang fenomenal itu. Bukan karena nama saya mirip dengan nama beliau, walau memang orang tua saya menamai saya salah satunya adalah karena terinspirasi oleh beliau, namun karena saya kagum dengan pemikiran-pemikirannya dalam beberapa kitab yang beliau tulis tulis dengan tulus ikhlas. Tentang ketulusan beliau dlam menulis karya, bacalah kisah akhir hayat beliau dalam biografi beliau.
Kali ini saya ingin menukilkan satu kisah berhikmah yang dituliskannya dalam kita beliau "Adab al-Dunya wa al-Din." Menurut beliau, sayyidina Ali pernah ditanya oleh seseorang yang tak habis pikir dan tak nutut akal tentang bagaima Allah akan mengadili (menghiisab) jumlah manusia yang begitu banyak itu, sejak jaman nabi Adam sampai kiamat kelak. Bagaimanah caranya, bagaimana mungkin dan bisakah adil-seadilnya.
Sayyidina Ali menjawab kegelisahan penanya itu dengan jawaban: "Allah mengadili mereka sebagaimana Allah memberikan rizki kepada mereka dengan jumlah mereka yang juga banyak." Sayyidina Ali benar, sebanyak apapun jumlah manusia dan makhluk lainnya tidak pernah terputus mendapatkan rizki mereka tanpa tertukar. Allahpun tak pernah bingung membagikan rizki itu. Tak ada yang berat dan sulit bagi Allah, apalagi hanya urusan manusia.
Semua berada dalam pengetahuan dan pengawasan Allah. Karena itu, janganlah pernah gelisah dan khawatir berlebihan dengan nasib tak begitu enak yang kita alami, dan juga jangan pernah lupa kepada Allah ketika kita saat ini berada dalam zona aman dan nyaman. Jangan pernah sedih jika perbuatan baik kita tak diapresiasi siapapun, jangan pernah merasa aman-aman saja bila kita berbuat salah dan tak seorangpun mengetahuinya. Alalh tahu semuanya.
Lengkapnya, kita kaji di kajian sabtu sore di Pondok Pesantren Kota Alif laam Miim Surabaya tanggal 2 April 2016. Salam, AIM@workshop Kerukunan Umat Beragama Kab. Sidoarjo