Pencerah Hati

Pengaruh Bahasa Pada Pola Pikir - 05 Mei 2017 08:00

  • Jumat, 05 Mei 2017 08:00:00
  • Ahmad Imam Mawardi

Pengaruh Bahasa Pada Pola Pikir

Walaupun tidak pasti benar bahwa penguasaan akan banyak bahasa menandakan kekuasan pengetahuan seseorang, adalah tidak krliru untuk mengatakan bahwa penguasaan bahasa memiliki pengaruh atas pola pikir seseorang. Penguasaan tata bahasa yang baik dan benar pun acap kali menjadi ukuran kesantunan kalimat dan keruntutan pola pikir. Karena itu pelajaran bahasa menjadi penting.

Karena setiap orang memiliki bahasa daerah di samping bahasa nasional, maka pelajaran bahasa daerah harusnya ditekankan pada bahasa daerahnya sendiri, bukan bahasa daerah orang lain. Menjadi agak aneh jika bahasa jawa dipaksa ajarkan pada sekolah dasar di Madura dan begitu pula sebaliknya. Lebih lanjut, guru harus tahu betul latar belakang budaya keluarga anak didiknya. Anak saya, walaupun tinggal di Surabaya, lebih sering berbahasa Indonesia dalam keluarga dibandingkan bahasa Madura sebagai bahasa daerah saya dan bahasa Jawa sebagai bahasa daerah isteri saya. Wajar kalau penguasaan bahasa daerah (Jawa) di sekolahnya tak begitu bagus. Guru harus pahami ini agar tak mudah tak salah paham. Ada kaidah: "Siapa suka salah paham maka dia akan mudah disalah pahami."

Ada kisah menarik dari saudara saya, Akhmad Haffandi, tentang guru bahasa daerah yang disalahpahami muridnya. Sekolah dasar di kelurahan A di Surabaya ini banyak juga terisi murid dengan background budaya Madura. Ketika ujian bahasa daerah, guru ini menulis pertanyaan: "Pangeran Diponegoro sedanè tahun pira?" (Pangeran Diponegoro sedane, yakni matinya, tahun berapa?) Salah satu murid asal Madura yang tidak lancar bahasa Jawa geleng kepala sambil senyum-senyum.

Guru kelas merasa tersinggung dan membentaknya mengapa senyum-senyum dalam ujian. Maka dijawabnya: "Bapak, pangeran Diponegoro itu pakai naik kuda, bukan naik sedan. Bapak kok tanya sedannya tahun berapa." HAHAHA, salah memaknai "sedanè". Salam, AIM@UINSA Campus