Pencerah Hati

PENTINGNYA EVALUASI TAUHID DEMI KEUTUHAN BAHAGIA - 25 Februari 2021 15:05

  • Kamis, 25 Februari 2021 15:05:15
  • Ahmad Imam Mawardi

 

PENTINGNYA EVALUASI TAUHID DEMI KEUTUHAN BAHAGIA

Hari ini sudah selesai syuting episode ke 6 dan ke 7. Saya berbicara tentang pentingnya evaluasi tauhid di dada kita. Biasanya, proyek dan program yang kita jalankan selalu diadakan evaluasi demi meyakinkan bahwa semua bejalan sesuai dengan aturan dan rencana. Semakin penting dan besar proyek itu, semakin ketat dan sering evaluasi dilakukan. Lalu bagaimana dengan tauhid, keimanan, keyakinan kita kepada Allah yang selalu kita sebut sebagai nikmat terbesar? Sudahkah dievaluasi?

Allah berjanji akan memberikan kebahagian dunia akhirat bagi mereka yang iman dan takwa dengan sesungguhnya. Allah menyatakan bahwa semua yang ada di langit dan di bumi itu ditundukkan dan diperuntukkan kepada manusia. Namun mengapa faktanya adalah banyak manusia yang jatuh pada derita dan kesulitan hidup? Mengapa justru manusia yang tunduk pada alam, bukan alam yang tunduk pada manusia? Mengapa bukan manusia yang mengatur kehidupan melainkan kehidupan yang mengatur manusia? Mungkin ada yang salah atau yang kurang pada tauhid kita. Mari kita evaluasi.

Dalam syuting tadi saya sebutkan lengkap dalil dan ulasannya. Dalam tulisan pendek ini, ijinkan saya menyampaikan edisi ringkasnya saja. Apa beberapa indikator atau tanda kemapanan tauhid yang akan menjadi pembuka pintu bahagia di dunia dan akhirat. Kalau indikator ini ada pada kita, maka selamat dan bahagialah kita. Jika belum lengkap, mari kita belajar dan berusaha untuk melengkapi.

Pertama, orang yang tauhidnya kuat adalah senantiasa jujur dan tulus dalam beribadah. Semuanya adalah untuk Allah dan karena Allah. Kedua, orang yang baik tauhidnya senantiasa menjaga lisannya untuk tidak berbicara yang jelek penuh dosa dan atau menyakiti siapapun. Ketiga, orang yang mapan tauhidnya senantiasa rukun dan harmonis dengan makhluk-makhluk Allah. Persaudaraan dan persahabatannya adalah penuh dengan ketulusan cinta dan kasih sayang. Keempat, tidak ada barang haram dan syubhat yang masuk ke dalam perutnya. Kelima, badan dan anggota badannya serta yang dimilikinya digunakan untuk khidmah, melayani agama Allah, melayani hamba-hamba Allah.

Demikian ringkasannya. Semoga nanti bisa melihat tayangannya. Semoga kemanfaatan dan keberkahan senantiasa untuk kita. Salam, AIM, Pondok Pesantren Kota Alif Laam Miim Surabaya