PERSEMBAHAN KITA UNTUK KEBAHAGIAAN KITA
Kata "mempersembahkan" dan "persembahan" adalah dari kata dasar sembah. "Sembah" dalam bahasa Arab adalah "abada" atau "ibadah." Ini bermakna bahwa apa yang kita persembahkan harusnya diniatkan tulus karena Allah, karena mengikuti perintah Allah. Tujuannya adalah agar kita bisa mendapatkan ridla Allah sebagai tujuan tertinggi hidup kita. Bukankah kita sering berdoa "Allahummaa innaa nas'aluka ridlaKa wal jannah?" Semua pasti diketahui Allah, dinilai olehNya dan mendapatkan balasan dariNya.
Kalau kita duduk-duduk dengan seseorang yang akan menyampaikan obrolan kita kepada pimpinan kita, maka pasti ada kecenderungan kita bicara baik-baik tentang hal-hal yang penting. Bagaimanakah dengan kebersamaan kita dengan malaikat pencatat amal yang akan mencatat dan melaporkan segala yang kita katakan dan perbuat. Apakah keseharian kita telah dipenuhi dengan orbrolan, perbincangan dan ucapan yang baik?
Kalau kepala negara kita memberikan sebuah kotak dengan pesan bahwa siapapun yang mengisi kotak itu dengan sesuatu, maka jika sesuatu yang diletakkan di dalam kotak itu menyenangkanku maka akan diberikan balasan minimum 10x lipat dari sesuatu itu. Namun jika sesuatu itu adalah sesuatu yang tidak aku sukai, maka akan aku kembalikan dengan kemurkaanku. Kira-kira apa yang akan kita masukkan dalam kotak itu? Nah, kehidupan kita ini adalah kotak yang akan dipersembahkan kepada Allah Sang Maha Pencipta, isilah dengan segala kebaikan-kebaikan. Apa saja yang telah kita isikan? Amal baik apa amal tidak baik?
Saudaraku dan sahabatku, Allah dan Rasulullah telah menyampaikan tentang apa saja yang disuka Allah dan apa yang dibenciNya. Sudahkan kita baca, hafal dan jadikan prioritas apa yang Dia cinta? Ataukah kita memprioritaskan yang dibenciNya karena teman, tetangga dan lingkungan kita kompak mendukungnya? Mari kita cerdas memilih apapun dalam kehidupan ini, harus melakukan apa dan harus mengucapkan apa. Yang telah kita lakukan tak mungkin diputar ulang untuk diedit atau diralat. Marilah kita berniat kuat untuk selalu mempersembahkan yang terbaik. Salam, A. Imam Mawardi, Pengasuh Pondok Pesantren Kota Alif Laam Miim Surabaya
NB: Mengingatkan semua yang belum menunaikan kewajiban zakat dan ajuran infaq serta shadaqah. Mari disegerakan karena kita sudah masuk 10 hari terakhir bulan mulia Ramadlan.