PILIHAN SIKAP SEWAJARNYA ADALAH PILIHAN TERBAIK

Baru saja pulang dari pondok kita sepasang suami istri yang sama-sama hafal al-Qur'an 30 juz. Sang suami mengajar qiraah dengan lagu di pondok kita ini. Dua-duanya adalah santri yang memiliki tradisi selalu musyawarah dalam memutuskan sesuatu, musyawarah dengan orang yang dituakan. Apa saya sudah tua, ya?

Singkat cerita, keduanya meminta nasehat dan pertimbangan kepada saya tentang suatu rencana kebaikan. Tentu saja akan rencana itu saya menyetujui. Kebaikan harus didukung, kapanpun dan di manapun dan oleh siapapun. Tentang kapan dan bagaimana pelaksanaan rencana itu, saya sarankan untuk bersama-sama istikharah. Jangan-jangan Allah memberikan pilihan yang lain. Pilihan Allah adalah yang terbaik.

Paragraf di atas adalah sebuah pengantar. Yang ingin saya share dalam tulisan pendek ini adalah bahwa tiba-tiba saya teringat akan kutipan dawuh ulama yang saya baca tadi sore: "Sesuatu yang engkau sukai atau cintai hari ini bisa jadi akan membuatmu menderita suatu saat nanti. Sesuatu yang engkau tak sukai dan benci hari ini bisa jadi membuatmu bahagia suatu saat nanti."

Saat saya sampaikan pandangan Ibn Qayyim al-Jawziyah di atas, sang suami lalu menyebut ayat yang semakna dengan hal tersebut, yakni bahwa Allah mengetahui apa yang tidak kita ketahui tentang hakikat peristiwa atau sesuatu yang terjadi.

Dari sana saya menyarankan bahwa istikharah itu penting karena pengetahuan kita akan sesuatu itu terbatas. Karenanya, jangan sombong ketika jaya dan jangan terlalu depresi serta putus asa ketika sedang tertimpa musibah. Jalani dengan sewajarnya saja. Yang terjadi kini bukan akhir dari segalanya. Hidup masih koma, belum titik. Salam, AIM