SELAMA KITA DENGAN ALLAH, KITA SELAMAT DAN MULIA
Sambil menunggu hidangan saur buatan istri, saya sempatkan membaca tafsir tentang AS al-Qamar ayat 13 dan 14 yang berkisah tentang perahu Nabi Nuh yang terkenal itu. Nabi Nuh diperintah membuat perahu di atas gunung di saat bukan musim penghujan. Nabi Nuh dipandang gila oleh kaumnya. Lalu hujan turun deras berhari-hari hingga bumi terendam banjir. Yang selamat dari amukan banjur dahsyat itu hanyalah hang masuk dalam perahu.
Bacalah bagaimana Allah menyatakan kisah itu dalam ayat berikut ini:
وَحَمَلْنٰهُ عَلٰى ذَا تِ اَلْوَاحٍ وَّدُسُرٍ ۙ
"Dan Kami angkut dia (Nuh) ke atas (kapal) yang terbuat dari papan dan pasak,"
(QS. Al-Qamar 54: Ayat 13)
تَجْرِيْ بِاَعْيُنِنَا ۚ جَزَآءً لِّمَنْ كَانَ كُفِرَ
"yang berlayar dengan pemeliharaan (pengawasan). Kami sebagai balasan bagi orang yang telah diingkari (kaumnya)."
(QS. Al-Qamar 54: Ayat 14)
Yang paling menarik perhatian saya adalah kalimat "yang berlayar dengan pemeliharaan (pengawasan). Kami." Apa kira-kira yang akan terjadi jika sebuah perahu dihantam ombak besar-besar sebesar gunung jika yang menjalankan dan mengawasi perahu itu adalah selain Allah yang Makakuat dan Mahakuasa?
Nabi Nuh dan kaumnya diselamatkan karena semuanya mengikuti perintah dan kehendak Allah. Kayu yang dirakit dan direkatkan dengan paku itu berjalan lancar menjadi perahu keselamatan, betapapun pembuatannya tidak mengikuti teknologi modern super canggih. Bandingkan dengan kapal Titanic yang gagah, besar dan hebat yang dibangun dengan hasrat manusia dan berdasarkan teknoligi canggih itu, begitu mudahnya tenggelam hanya karena sebongkah gunung es di lautan. Siapa yang mengandalkan Allah dan yang taat pada perintah Allah maka dia pasti berada dalam pengawasan Allah.
Melalui syat ini kita harus belajar untuk selalu menyadarkan diri bahwa kita ini lemah. Yang kuat adalah Allah. Kita harus benar-benar kembali kepada Allah, bersandar kepadaNya dan memasrahkan hidup kepadaNya. Dengan cara seperti inilah maka Allah akan selamatkan kita walau melalui satu perantara sebab kecil yang mungkin kita remehkan.
Hal kedua yang menarik perhagian saya adalah kalimat terakhir di ayat 14: "sebagai balasan bagi orang yang telah diingkari (kaumnya)." Tetaplah istiqamah dalam ketaatan dan kebenaran walau 1000 orang menghina dan menghadang. Ada lebih dari 1001 cara Allah menyelamatkan dan memuliakan kita. Cara itu seringkali tidak pernah kita duga. Salam, AIM