Pencerah Hati

TERUS BELAJAR UNTUK BAHAGIA - 07 November 2020 10:08

  • Sabtu, 07 Nopember 2020 10:08:52
  • Ahmad Imam Mawardi

TERUS BELAJAR UNTUK BAHAGIA

Sebagian inti ceramah saya tadi malam di hadapan sekitar 2 500 jamaah Masjid Al-Ikhlas adalah bahwa tak satupun dari sekitar 7 milyar penghuni bumi ini yang tak ingin bahagia. Namun, apakah semuanya bahagia? Ternyata tidak. Banyak sekali yang hari-harinya dipenuhi kegalauan, kegelisahan dan kesedihan. Apakah karena Allah tidak memberikan instrumen dan fasilitas untuk bahagia? Ternyata juga bukan karena itu. Allah memberikannya secara lengkap untuk manusia. Coba buka dan baca QS Luqman ayat 20.

Lalu apa penyebab manusia gagal temukan bahagia? Ada banyak alasan. Salah satunya adalah karena kebanyakan manusia malas untuk belajar, enggan untuk mendengarkan pedoman dan tuntunan, tak mau berpikir menggunakan akalnya untuk paham petunjuk Allah dan Rasulullah. Cobalah perhatikan firman Allah berikut ini:

وَقَالُوْا لَوْ كُنَّا نَسْمَعُ اَوْ نَعْقِلُ مَا كُنَّا فِيْۤ اَصْحٰبِ السَّعِيْرِ

"Dan mereka berkata, Sekiranya (dahulu) kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) tentulah kami tidak termasuk penghuni neraka yang menyala-nyala."

(QS. Al-Mulk 67: Ayat 10)

Apa yang disesalkan manusia saat sudah gagal bahagia dan terjerembab menjadi penghuni neraka? Tak mau mendengar dan tak mau berpikir untuk agama, untuk kebahagiaan. Kebanyakan yang didengar sepanjang hari adalah gossip, fitnah, berita sampah dan lagu yang melalaikan hati dari Allah. Mungkinkah semua itu mengantarkan pada kebahagiaana? Ah, malah mengantarkan pada kesebalikannya.

Bagaimana dengan akal pikiran kita? Sudahkah digunakan untuk belajar hakikat hidup dan cara menjalaninya dengan bahagia sesuai dengan buku petunjuk dari Yang Menciptakan kita? Bukankah Rasulullah bersabda bahwa siapa yang ingin mendapatkan dunia maka harus dengan ilmu, yang menginginkan akhirat juga dengan ilmu, dan yang menginginkan keduanya juga dengan ilmu? Ternyata banyak manusia yang akalnya puyeng dan pusing sendiri dengan jalan pikiran bebas sendiri tanpa mengikuti panduan. Mungkinkah sampai pada tujuan? Mari kita mengaji, mari kita dengarkan tuntunan, mari kita bersama belajar bahagia. Salam, AIM