Pencerah Hati

TULISKAN KEBIJAKAN DAN KEBAJIKAN - 01 Mei 2017 08:00

  • Senin, 01 Mei 2017 08:00:00
  • Ahmad Imam Mawardi

TULISKAN KEBIJAKAN DAN KEBAJIKAN

Kata Imam Syafi'i yang alim, wara' dan santun itu: "Semua penulis pasti mati. Yang tersisa adalah apa yang telah dituliskan oleh tangannya." Kalimat pendek penuh makna yang mengingatkan kita agar hati-hati dalam menulis. Tulisan tak hanya akan tetap bertahan karena telah menjadi buku yang diterbitkan melainkan akan terus diabadikan oleh beberapa media yang jumlahnya semakin banyak. Suatu saat ini, dan sebagian sudah terjadi kini, track record seseorang bisa dilihat dari kumpulan tulisannya.

Bayangkan jika kita, semoga tidak, sering menuliskan kata-kata penuh amarah, penuh kebencian, dan ketidakadilan. Saat menulis, sepertinya kita adalah jagoan dan bahkan pahlawan, maka kira-kira bagaimanakah potret kita di mata para pembaca dari generasi berikutnya nanti? Banggakah mereka dengan nenek moyangnya yang pemarah dan pembenci itu?

Bayangkan jika kita, semoga tidak, terbiasa menuliskan keluhan di status media sosial kita seakan tak ada hari tanpa musibah. Bagaimanakah kira-kira kata anak cucu kita yang membacanya kelak? Saat menulis, mungkin saja kita merasa akan mendapatkan simpati dan kasih sayang dari para pembaca di zamannya walaupun dalam faktanya tidak selalu atau bahkan tidak. Yang pasti, prasasti tak pernah dibuat untuk mengenang para pengeluh.

"Tulisanmu adalah wakil lisanmu. Lisanmu adalah potret hatimu." Demikian kata banyak tetua. Tulislah yang baik-baik, walau kita belum baik, siapa tahu ada orang yang menjadi baik karena tulisan kita. Memang tidak semua yang bijak dalam tilisan adalah bijak dalam kenyataannya, tapi yang tak bijak dalam tulisannya adalah bisa dipastikan tak bijak dalam realitanya. Salam libur panjang, AIM@kolam ikan&kebun sayur